Dugaan ini muncul setelah awak media memantau aktivitas mencurigakan pada Kamis, 16 Mei 2025, saat terlihat satu unit kendaraan jenis mobil truk keluar-masuk dari sebuah gudang milik seseorang berinisial DK. Gudang tersebut terpantau tidak memasang papan nama usaha maupun dokumen perizinan resmi yang semestinya dimiliki oleh pelaku usaha penyimpanan BBM.
Aktivitas tersebut memicu kekhawatiran masyarakat terkait potensi penyalahgunaan distribusi BBM bersubsidi yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat kecil dan sektor tertentu. Pasalnya, solar subsidi memiliki kuota dan harga khusus yang ditetapkan pemerintah, dan penyimpanan ilegal dapat merugikan negara sekaligus menimbulkan ketimpangan dalam distribusinya.
“Mobil itu bolak-balik dari dalam gudang. Waktu kami dekati, tidak ada keterangan jelas apakah gudang itu punya izin atau tidak,” ungkap salah satu warga sekitar yang enggan disebutkan namanya.
Sejumlah kalangan kini mendesak Aparat Penegak Hukum (APH), baik dari kepolisian maupun instansi terkait, agar segera melakukan penyelidikan mendalam dan tindakan tegas terhadap dugaan pelanggaran ini. Masyarakat berharap agar tidak ada lagi praktik penimbunan solar subsidi yang bisa membuka celah penjualan ilegal ke industri dan pelaku bisnis yang seharusnya membeli BBM non-subsidi.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak pemilik gudang maupun dari instansi berwenang. Namun, laporan awal dari warga dan pemantauan media telah mengarah pada perlunya tindakan cepat agar praktik serupa tidak terus terjadi di kota industri seperti Dumai.(Tim)
